[Terbaru][carousel][6]

Rabu, 13 November 2024

Panorama Menggamat yang Memikat

Rabu, November 13, 2024



Barangkali kita pernah bertanya, apakah masih ada daerah di Aceh yang belum bisa diakses dan ditempuh melalui jalur darat? Maka jawabannya ada. Salah satunya adalah Gampong Alue Keujruen, terletak di Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan. Jika menempuh rute titik perjalanan dari pusat ibukota provinsi, menuju ke Alue Keujruen dapat ditempuh melalui jalur pantai Barat-Selatan Aceh melewati pegunungan dan perbukitan.


Jalanan yang berkelok ini amatlah terasa saat di kawasan Kabupaten Aceh Jaya, tiga gunung akan kita lewati, mulai dari gunung Kulu, gunung Geurutee, dan gunung Paro. Meskipun demikian, pesona pemandangan di sebelah kirinya menyuguhkan panorama alam membentang luas dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.


Kami berangkat dari Banda Aceh sekitar pukul 10.00 WIB dan tiba di Tapaktuan, ibukotanya Aceh Selatan sore harinya. Perjalanan ini juga melewati gunung Trans terletak di Nagan Raya yang di pinggir jalannya dipenuhi perkebunan sawit. Keesokan paginya, barulah kami menuju ke Kecamatan Kluet Selatan yang jaraknya sekitar 27,3 km dari kota Tapaktuan. Jika Tapaktuan merupakan wilayah pesisir pantai, Kluet Tengah terletak di kawasan hutan yang masih alami.

Di ruang kerjanya, Camat Kluet Tengah, Mukhlis Anwar menerima kedatangan kami dengan penuh hangat dan tangan terbuka. Darinya kami memperoleh informasi bahwa Gampong Alue Tengah didiami masyarakat yang sehari-harinya menggunakan boat mesin untuk menuju kota kecamatan. Keperluan mereka beragam, mulai dari membeli sembako atau membawa hasil alam untuk dijual kembali. Ada juga yang menjenguk anaknya yang menempuh pendidikan jenjang SMA di pusat kecamatan. Mukhlis menyebut, di Gampong Alue Keujruen, hanya ada jenjang SD dan SMP, sementara SMA terletak di Kluet Tengah.

Sebelum menuju dermaga rakyat, pemandangan areal persawahan menghampiri kami baik dari sisi kanan maupun kiri. Hijaunya dedaunan dan aroma padi yang akan berbuah, menambah kesyahduan suasana alam Kluet Tengah. Bila ingin menuju Gampong Alue Keujruen yang dihuni sekitar 68 kepala keluarga ini, kita akan menempuh jarak sekitar 22 kilometer dari dermaga rakyat Menggamat dan akan menghabiskan waktu selama 2 jam perjalanan menggunakan sampan mesin.


Pemandangan alam yang luar biasa akan kita dapati saat menjajal sungai yang diapit oleh pegunungan di kaki gunung Leuser yang menghadirkan beragam keunikan dan destinasi ekowisata. Baik camping, tracking, memancing, hiking, arung jeram kuliner ikan kerling, lokasi penelitian, pengabdian masyararkat, serta sangat cocok jadi kawasan konservasi edukasi. Potensi ini sangat cocok jika ditangani dengan serius oleh berbagai pihak.

Selama ini, angkutan sungai ini kebanyakan hanya digunakan untuk angkutan umum masyarakat. Oleh karenanya, dengan beragam potensi alam dapat dijadikan pemasukan bagi masyarakat sekitar dengan dijadikannya aliran sunggai ini sebagai destinasi unggulan tidak hanya bagi masyarakat Aceh Selatan, namun bagi Aceh utamanya. Sebab, angkutan sungai selama ini dari hasil liputan Aceh TRANSit sudah sangat layak melayari aliran sungai. Bahkan pengemudi angkutan sungai ini sudah berpengalaman, mereka menggantungkan hidupnya pada aktivitas sungai ini.(*)

Tulisan ini sudah tayang di dishub.acehprov.go.id dan terbit di Tabloid Aceh TRANSit Edisi XIII Mei 2023

Minggu, 17 Maret 2024

Perangkat Web dalam Pembelajaran

Minggu, Maret 17, 2024


Perangkat web dalam konteks pembelajaran, baik itu dalam bentuk situs web maupun media sosial, telah menjadi elemen yang tak terpisahkan dari perkembangan pendidikan masa kini. Situs web pembelajaran berperan sebagai wadah untuk menyajikan berbagai materi pembelajaran, tugas, ujian, dan sumber daya lainnya secara daring, sedangkan media sosial memfasilitasi interaksi antara siswa dan guru serta mendukung kolaborasi dan pembelajaran bersama di luar lingkungan kelas.

Salah satu tujuan utama dari penggunaan perangkat web dalam pembelajaran adalah untuk meningkatkan fleksibilitas dan aksesibilitas pendidikan. Dengan memanfaatkan teknologi web, siswa dapat mengakses materi pembelajaran dengan mudah dan fleksibel, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individual mereka. Selain itu, perangkat web juga memungkinkan penggunaan berbagai jenis media untuk menyajikan informasi dengan cara yang menarik dan memudahkan pemahaman siswa.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan perangkat web dalam pembelajaran, termasuk peningkatan interaksi dan kolaborasi. Berkat fitur-fitur seperti forum diskusi, obrolan langsung, dan grup belajar online, siswa dapat berinteraksi satu sama lain dan dengan guru mereka untuk bertukar ide, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikan materi pembelajaran secara aktif. Selain itu, media sosial juga memperluas jangkauan pendidikan dengan memungkinkan siswa untuk belajar dari sumber daya yang beragam dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam era digital saat ini.

Fungsi utama dari perangkat web dalam pembelajaran mencakup penyajian materi pembelajaran, organisasi tugas dan ujian, interaksi antara siswa dan guru, serta pembentukan komunitas pembelajaran yang kolaboratif. Dengan memanfaatkan semua ini, perangkat web dalam pembelajaran menjadi alat yang sangat berharga dalam memfasilitasi proses pendidikan yang efektif dan inklusif bagi semua pihak yang terlibat.(*)

Senin, 05 Februari 2024

Topik 2 Koneksi Antar Materi - Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

Senin, Februari 05, 2024

Sekilas Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara, atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, merupakan tokoh pendidikan Indonesia yang memiliki pemikiran progresif dan revolusioner. Pemikirannya menekankan pentingnya pendidikan untuk semua, tanpa memandang status sosial atau ekonomi. Beliau memperjuangkan konsep "Taman Siswa" sebagai suatu sistem pendidikan yang mengakomodasi keberagaman dan mengutamakan pembelajaran praktis. Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk membentuk karakter, kepribadian, dan kemandirian siswa. Pemikirannya telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan sistem pendidikan di Indonesia, dan warisan filosofisnya terus menginspirasi perkembangan dunia pendidikan di tanah air.

Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari topik ini?

Sebelum saya memahami topik ini, keyakinan saya adalah bahwa tiap peserta didik memiliki gaya belajar yang unik, dan pendekatan pembelajaran yang efektif harus mempertimbangkan keragaman tersebut. Saya juga meyakini bahwa suasana kelas yang inklusif dan mendukung dapat menginspirasi peserta didik untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Pada saat yang sama, saya mengakui peran krusial guru dalam membimbing, memotivasi, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Meskipun demikian, saya menyadari bahwa pandangan ini dapat mengalami perkembangan dan penyempurnaan seiring dengan pemahaman lebih mendalam yang saya peroleh melalui pengalaman dan pengetahuan baru.

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari topik ini? 

Setelah mendalami pemikiran Ki Hajar Dewantara, terjadi perubahan mendasar dalam cara saya memandang dan mendekati pendidikan. Kini, pemahaman saya terhadap pentingnya pendidikan inklusif yang menghargai keberagaman individual peserta didik telah meningkat. Saya menjadi lebih sadar akan peran pendidikan sebagai alat pembentukan karakter, kepribadian, dan kemandirian siswa, sejalan dengan konsep "Taman Siswa" yang diperjuangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Perubahan ini juga melibatkan pengakuan akan signifikansi lingkungan kelas yang mendukung, memotivasi, dan memberikan inspirasi kepada peserta didik. Saya merasa termotivasi untuk mengaplikasikan nilai-nilai ini dalam konteks pendidikan modern, mengambil inspirasi dari warisan pemikiran Ki Hajar Dewantara untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi setiap individu.


Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda merefleksikan pemikiran KHD?

Untuk membuat kelas saya lebih seperti yang diinginkan Ki Hajar Dewantara, langkah pertama yang bisa saya lakukan adalah menerapkan pendekatan pendidikan yang memperhatikan keberagaman siswa. Ini mencakup penggunaan cara belajar yang berbeda-beda, memberikan kesempatan siswa untuk berbicara dan mengekspresikan diri, serta menghormati perbedaan di antara mereka. Selain itu, saya juga perlu menciptakan suasana kelas yang positif dan mendukung, seperti yang diinginkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Langkah kedua adalah fokus pada pengembangan karakter dan kemandirian siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan merancang kegiatan pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai moral, etika, dan keterampilan sosial. Dengan begitu, saya bisa membantu siswa menjadi pribadi yang baik dan mandiri.

Selain itu, saya juga bisa mendorong partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan memberikan mereka kesempatan untuk berbicara dan berdiskusi di kelas. Dengan cara ini, kelas akan lebih hidup dan menyenangkan, dan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar.

Terakhir, saya perlu terus belajar dan memahami lebih dalam konsep "Taman Siswa" dan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Ini akan membantu saya mengintegrasikan prinsip-prinsip ini ke dalam pengajaran saya dengan lebih baik.(*)

Kata Saya

"Jabatan hanya persoalan struktural. Persahabatan selamanya."