Orangnya ramah. Itu yang saya lihat dari karakter Muhammad
Hanif Hasballah. Putra asli Pidie, Aceh itu menjelaskan dengan runut perihal
dunia vlog yang mulai digelutinya setahun belakang. Kebetulan, Sabtu sore
(19/8) saya lebih cepat hadir dari biasanya. Bahagia ketika tiba-tiba didampuk
menjadi moderator sesi Kelas Menulis “Vlogging Itu Asik”, bikinan teman-teman
FLP Banda Aceh.
Pemilik nama akun instagram @emhanief memulai kelas dengan
mengenalkan vlogger internastional, dialah Casey Neistat. Padanya, Hanif
berguru vlog online. Untuk deretan vlogger nasional, deretan nama yang
dikenalkannya, Agung Hapsah, Arief Muhammad, Ria Ricis, Gita Savitri, hingga
Raditya Dika. Nama tadi menjadi referensi calon magister salah satu universitas
ternama di China itu untuk membuat vlog pribadinya.
“Vlog cepat tumbuh karena anak muda indonesia suka dengan
video, ketimbang membaca buku,” ujar Hanif.
Saat mendengar Agung Hapsah, saya teringat dialah anak muda
berusia 18 tahunan yang diundang khusus Presiden Jokowi untuk bareng satu
pesawat kepresidenan dalam satu kunjungan kenegaraan itu. Setelahnya, Agung
Hapsah juga diundang pada acara Kick Andy Show. Dia memberi inspirasi bahwa,
anak muda harus menularkan hal positif melalui konten vlog.
Setelah sesaat wajah Agung Hapsah muncul dan vlogger nasional
lainnya, pada slide presentasinya
itu, abang kandung Muzammil Hasballah – Imam Muda yang heboh berkat youtube –
menyebut kata vlog berasal dari kepanjangan “Video Blog”.
“Video Blog (Vlog) adalah bentuk video rekaman aktivitas pribadi.
Yang sifatnya informatif”, ujar alumni Fakultas Teknik Unsyiah itu lagi.
Tentu, ngevlog
memiliki ragam manfaat. Semisal, mampu membagikan apa yang kita punya untuk
orang lain. Terutama dituntut mampu mengasah kreativitas, ditambah terbentuknya
personal branding.
“Saya paling suka karema membangun relasi. Kalau menghasilkan
uang, ya Alhamdulillah hehehe,” kata pemilik vlog dengan nama Muhammad Hanif
Hasballah.
Vlog juga memberi manfaat sebagai media promosi, Hanif
mengatakan bahwa jangan jadikan sebagai penghasilan utama, karena bisa saja
perusahaan penyedia vlog, bangkrut. Laman vlognya setelah setahun sudah telah
di-subscribe sebanyak 3316 subscriber dengan jumlah video sebanyak 32
termasuk video pernikahan adik kandungnya yang heboh sejagat.
Hanif memulai debut vlog saat menempuh studi magister di
China. Vlog pertamanya bahkan dibuat dengan handphone.
Berkat bantuan Akbar Rafsanjani membantu editing,
Hanif memberanikan diri membagikan videonya itu yang diberi nama “Study in
China” yang telah ditonton sebanyak 4506 kali.
Jika membuka laman vlog-nya itu, saya kagum karena Hanif
bukan hanya menampilkan negara orang. Hanif ingat betul negaranya. Seperti saat
menonton video pernikahan adiknya yang kental budaya Aceh. Belum lagi video
terbarunya menceritakan tentang tampilan baru Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh yang kini telah memiliki 12 payung itu.
Menariknya, Hanif tak sungkan membagikan tips membuat vlog.
Diantaranya, kita harus memiliki peralatan (boleh HP, kamera digital, DSLR)
hingga persiapan.
“Yang paling penting kita punya konsep yang jelas. Bagian
editing biasanya juga menguras tenaga yang lumayan. Nah akhirnya tinggal upload dan share. Yang paling susah membuat video adalah konsisten. Harus
tahan jenuh, sebab butuh waktu untuk melahirkan video.”
Adobe Premire Pro, Filmora, Kinemaster (untuk HP) adalah
deretan aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat/mengedit video. Tak menutup
kemungkinan, dengan adanya aplikasi ini memudahkan vlogger. Sepertinya halnya
menulis, Vlog juga hampir sama dengan Blog. Bisa fokus ke bidang tertentu.
“Tapi gak menutup kemungkinan, memvideokan bidang lain,”
sebutnya saat menjawab salah satu pertanyaan peserta.
Pertanyaan lainnya menanyakan konten apa yang menarik dibagi
untuk Indonesia? Hanif pun mengatakan, bahwa ngevlog bukan melulu harus tentang negara orang, harus ke luar
negeri dulu. Tapi bisa membagikan hal positif di Indonesia. Menurutnya, vlogger
Indonesia keren-keren. “Sebab, ngevlog dapat
dilakukan dari hal biasa menjadi luar biasa,” Hanif menyemangati.
Kehadiran Akbar Rafsanjani, turut memotivasi Hanif
menceritakan awal mula dia mulai menyukai vlog. Akbar yang merupakan
videografer dengan akun youtube Rio De Jaksiuroe itu membenarkan bahwa Hanif
awalnya belajar darinya. Di akunnya itu yang telah berjalan setahun lebih
dengan pembicara utama (semacam ala-ala reporter) Riazul Iqbal.
“Kami ingin mempromosikan wisata di Aceh, khususnya Pidie.
Potensinya luar biasa, hanya saja gak digarap dengan bagus. Saya beruntung
jumpa dengan Rio, karena saya basic-nya video, Rio mahir bicara,” bebernya di
sore itu.
Rio – sapaan familiar Riazul Iqbal – mengiyakan isi perkataan
Akbar. Dia menuturkan, setelah videonya dibagikan, akhirnya viral. Kini masyarakat
mulai tahu lokasi wisata yang sebelumnya tersimpan rapi dalam hutan-hutan
pedalaman Pidie. Saya (Muarrief) kagum, padahal Tim Rio De Jaksiuroe ini tanpa
mengikuti ajang pemilihan Duta Wisata, sudah berbuat. Tanpa lebel, mereka
bekerja untuk daerahnya. Salut!
Akhir sesi, Hanif memberi pesan dalam bahasa Inggris yang
saya gak tahu artinya (edisi
syurhat). “The expert in anything was one a beginner,” pungkasnya. []
Makasih Bang Hanif atas sharing ilmunya |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar