“Tidak hanya sekadar menyeru
kepada kebaikan, semoga buku ini juga bisa sekaligus mencegah keburukan…”
Ini adalah awal pembuka dari
buku yang saya baca. Buku ini sangatlah unik, dengan mengambil judul “AKU, KAU, &
KUA”. Tiga kombinasi kata-kata yang saya sebutkan di atas adalah kombinasi yang
menarik dan unik. Hanya melalui tiga huruf menjadi padanan sebuah judul yang
menarik sekaligus menggelitik.
Adanya gambaran awal tentang
berkeluarga kelak atau sebelum pernikahan untuk jenjang remaja dan mahasiswa
atau bahkan yang memang sudah layak menikah tapi tak kunjung-kunjung menikah
juga menjadi sorotan menarik.
Dalam buku ini sendiri kita
diarahkan untuk mengenal dunia perkawinan yang seharusnya. Misalnya dalam memilih
jodoh, proses lamaran, hal-hal yang bekenaan dengan resepsi perkawinan, komunikasi
setelah pernikahan yang semuanya dibungkus dengan bahasa menarik, sederhana dan
mudah dimengerti.
Ada juga dilengkapi dengan tweet-tweet
seperti “Man Joddoh Wa Jodoh (Siapa yang bersungguh-sungguh mencari jodoh,
bakal ketemu jodohnya)”. Ini mampu memberi tafsiran bahwa jodoh itu mestinya
dijemput, tidak hanya melalui doa saja, usaha juga wajib.
Berikutnya juga ada tips-tips
kita dalam menjemput jodoh. Seperti harus adanya semacam perencanaan dalam
mencari jodoh, menjalin
korelasi yang baik, ikut dalam komunitas akan memudahkan kita berteman dengan
siapa saja, mana tau bila kita berkecimpung dalam komunitas tertentu malah dapat
jodoh. Terus juga harus sesuai dengan kalau boleh saya katakan sesuai dengan isi dompet. Maksudnya harus realistis dengan
keadaan kita juga, boleh untuk tidak berangan terlampau tinggi. Sementara, kita
tidak memenuhi kriteria dari
sang calon. Dari kesemua tips-tips tersebut yang kalau di rangkumkan menjadi
sebuah rumus dengan singkatan 3B: Berdoa, Berusaha, dan Berkaca.
Lebih menarik lagi dalam buku
ini juga dipaparkan sebuah akun yang begitu giatnya mencari jodoh via sosial
media. Akun tersebut menggunakan bahasa yang santun dan tidak menampilkan
kecerobosan. Akun sosial medianya melalui
@tweetnikah.
Diantara sekian banyak tulisan
menarik dari buku ini, saya melihat kata-kata seperti:
“Apabila anda ditinggalkan
atau dikecewakan orang yang sangat Anda cintai, biarkan saja. Seharusnya Anda
kasihan padanya”.
“Anda hanya kehilangan orang
yang tidak mencintai Anda. Sedangkan dia? Dia baru saja kehilangan orang yang
sangat mencintai dirinya, andai dia tahu”.
Penulis mengajak kita bahwa
dalam mencintai seseorang yang belum tentu jadi dengan kita, tidak perlu
berlebihan. Karena ketika terpuruknya cinta, malah kita yang susah untuk menemukan yang pantas dengan kita, lalu kita
karena kegalauan mendalam dengan siapa saja kita mau, padahal itu bukan unsur cinta, tetapi kemauan. Makna
lainnya adalah, setiap usaha itu ada kendalanya, namun melepaskan juga baik,
bisa jadi orang yang begitu kita harapkan malah kedepannya bila menikah nanti malah memberikan
kekecewaan buat kita. Jadi, tetap berdoa, berusaha dan berkaca.
Ada juga dalam buku ini
disadurkan beberapa dalil berkenaan dengan urusan menikah. Bagus memang hanya
diambil terjemahan saja, tidak dikutip ayat dalam versi arabnya. Boleh-boleh
saja. Buku ini juga tidak berkesan bahwa semacam buku fikih
menikah, tapi lebih kepada nilai-nilainya saja yang disadurkan.
Secara keseluruhan buku ini
layak untuk di baca oleh kalangan remaja, mahasiswa dan juga yang hendak menikah. Dengan bahasan yang
mudah dipahami dan humoris semakin menambah ketertarikan membacanya. Menikah
adalah membina bahtera, dia hadir menghiasi batera. Jadi, sudah siap menikah?
Peresensi : Muarrief
Rahmat
Judul : KAU,
AKU, & KUA
Penulis : @tweetnikah
Penerbit : PT
Elex Media Komputindo
ISBN :
978-602-02-0580-9
Terbit :
I, 2013
Tebal : xxiv
90 halaman
6 komentar:
Woooh.. kayaknya menarik..
penasaran sama isinya :) , tfs :)
kak cut: benar2 menarik, saya aja ngakak bacanya :) makasih udah mampir
kak rahma: wah kata2nya sederhana, gk menggurui :)
Kumpulan tweet dijadikan buku. Wow! Mantap!
Segera bang punya buku haha
Posting Komentar